Barak.id – Manchester City didirikan pada tahun 1880 dengan nama awal St. Mark’s (West Gorton). Klub ini kemudian berganti nama menjadi Ardwick Association Football Club sebelum akhirnya resmi menggunakan nama Manchester City pada 1894. Dari awal berdirinya, klub ini memiliki basis kuat di wilayah timur Manchester, dengan identitas warna kebesaran biru langit yang tetap dipertahankan hingga kini.
Pada masa-masa awal, City sudah mencatatkan prestasi penting, seperti menjuarai FA Cup 1904, trofi besar pertama mereka. Namun, perjalanan panjang klub tidak selalu mulus. Naik turun prestasi membuat City sempat terpuruk, bahkan pernah terdegradasi ke divisi bawah Liga Inggris.
Era Klasik dan Ikon Klub
Selama dekade 1960-an hingga 1970-an, Manchester City mulai menunjukkan taringnya. Di bawah arahan manajer Joe Mercer dan Malcolm Allison, City meraih sejumlah gelar penting, termasuk juara liga pada 1968, FA Cup 1969, serta Piala Winners Eropa pada 1970.
Sejumlah legenda klub lahir dari era ini, seperti Colin Bell, yang dikenal sebagai “The King of the Kippax” dan dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Manchester City. Namun, setelah masa kejayaan itu, klub kembali mengalami periode sulit.
Transformasi Modern
Titik balik besar terjadi pada 2008, ketika klub resmi diambil alih oleh Abu Dhabi United Group yang dipimpin Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan. Investasi besar-besaran mengubah wajah Manchester City menjadi salah satu kekuatan utama di sepak bola dunia.
Dengan suntikan dana, City mendatangkan banyak pemain top dunia, mulai dari Carlos Tevez, Sergio Agüero, David Silva, hingga Yaya Touré. Langkah ini menjadikan klub mampu bersaing di papan atas Premier League dan kompetisi Eropa.
Kesuksesan di Era Pep Guardiola
Kedatangan Pep Guardiola pada 2016 menjadi babak baru. Manchester City tampil lebih modern dengan filosofi sepak bola berbasis penguasaan bola, pressing tinggi, serta serangan dinamis.
Di bawah Guardiola, City meraih banyak prestasi, termasuk:
-
5 gelar Premier League dalam enam tahun terakhir (2018, 2019, 2021, 2022, 2023).
-
Treble winners 2023: Premier League, FA Cup, dan Liga Champions.
-
Catatan rekor 100 poin pada musim 2017/2018, menjadikan City sebagai tim pertama yang menorehkan angka sempurna di Premier League.
Momen paling bersejarah adalah ketika City menjuarai Liga Champions 2023, trofi yang selama ini menjadi obsesi. Dengan kemenangan itu, klub resmi menempatkan diri sebagai kekuatan elit di Eropa.
Filosofi dan Gaya Bermain
Manchester City di era modern dikenal dengan gaya menyerang atraktif. Pep Guardiola menekankan penguasaan bola, kombinasi passing cepat, serta rotasi posisi yang membuat lawan kesulitan. Bek sayap didorong aktif menyerang, sementara gelandang diberi peran ganda untuk mengontrol ritme permainan.
Pemain-pemain seperti Kevin De Bruyne, Erling Haaland, Bernardo Silva, dan Rodri menjadi pilar penting dalam strategi Guardiola. Filosofi ini tidak hanya membawa hasil di lapangan, tetapi juga menjadikan City sebagai tontonan menarik bagi penggemar sepak bola.
Rivalitas dengan Manchester United
Sebagai klub yang berbasis di kota yang sama, rivalitas antara Manchester City dan Manchester United menjadi salah satu derby paling panas di dunia, dikenal sebagai Manchester Derby.
Dulu, United lebih mendominasi dengan sejarah panjang dan prestasi gemilang. Namun, dalam dua dekade terakhir, City berhasil mengejar ketertinggalan bahkan sering mendominasi dalam pertemuan derby. Pergeseran kekuatan ini menambah intensitas rivalitas kedua tim.
Basis Suporter dan Identitas Klub
Manchester City memiliki basis pendukung yang setia, dikenal sebagai Cityzens. Stadion utama klub adalah Etihad Stadium dengan kapasitas lebih dari 53 ribu penonton. Stadion ini menjadi simbol era baru, menggantikan Maine Road yang dulu menjadi markas klasik City.
Identitas biru langit bukan sekadar warna, melainkan kebanggaan yang diwariskan turun-temurun bagi warga Manchester bagian timur. Meski sempat dicap sebagai “klub kecil kota Manchester” pada era lalu, kini City telah membuktikan diri sebagai kekuatan global.
Perjalanan di Kompetisi Eropa
Meski sempat sulit bersaing di Eropa, City kini menjelma menjadi pesaing utama. Puncaknya adalah keberhasilan meraih Liga Champions 2023, sekaligus menegaskan transformasi klub menjadi raksasa modern.
Selain itu, Manchester City juga sering melaju jauh di Liga Champions sebelum era juara, termasuk final 2021 melawan Chelsea. Perjalanan tersebut membuktikan progres luar biasa dalam kurun waktu singkat.
Dengan fondasi finansial kuat, manajemen modern, serta akademi muda yang terus berkembang (City Football Academy), masa depan Manchester City terlihat cerah. Klub tidak hanya membangun dominasi di Inggris, tetapi juga mengincar status sebagai kekuatan global jangka panjang.
Ambisi berikutnya adalah mempertahankan supremasi domestik sekaligus menambah koleksi Liga Champions. Dengan skuad muda bertalenta dan strategi Pep Guardiola, City diperkirakan akan terus menjadi ancaman serius di Eropa.
Fakta Singkat Manchester City
-
Nama Lengkap: Manchester City Football Club
-
Julukan: The Citizens / The Sky Blues
-
Didirikan: 1880 (sebagai St. Mark’s), resmi jadi Manchester City pada 1894
-
Stadion: Etihad Stadium (kapasitas ± 53.000)
-
Prestasi Utama: 9 Liga Inggris, 6 Piala FA, 8 Piala Liga, 1 Liga Champions
-
Ikon Klub: Colin Bell, Sergio Agüero, David Silva, Vincent Kompany, Kevin De Bruyne
penulis/copywriter: zainal