Barak.id – Cristiano Ronaldo ternyata pernah menunjukkan rasa kesalnya terhadap pelatih Maurizio Sarri dengan cara yang sama sekali tak terduga. Bukan dengan kata-kata kasar atau amukan di lapangan, melainkan dengan mengunyah rumput di tengah latihan Juventus!
Ada banyak cara seorang pemain sepak bola mengekspresikan kekesalan di lapangan, tapi apa jadinya jika yang melakukan itu adalah CR7? Ya, legenda asal Portugal ini ternyata pernah menunjukkan reaksi tak biasa saat merasa jengah dengan instruksi pelatihnya di Juventus, Maurizio Sarri.
Kisah mengejutkan itu diungkap mantan bek Juventus, Gianluca Frabotta, dalam sebuah wawancara dengan Corriere della Sera. Ia mengisahkan momen di mana Ronaldo benar-benar menunjukkan sisi perfeksionis sekaligus eksentriknya saat sesi latihan taktik berlangsung di musim 2019/2020.
Menurut Frabotta, Sarri kala itu sedang menjelaskan pola gerakan pemain dalam situasi bola mati, hal yang dianggap terlalu mendetail oleh Ronaldo. Superstar Portugal itu tampak tidak sabar mendengarkan instruksi teknis yang menurutnya tak perlu dijelaskan panjang lebar.
“Ronaldo sudah tahu apa yang harus dilakukan di lapangan. Ia punya insting alami yang tak dimiliki pemain lain,” ujar Frabotta.
Namun yang mengejutkan, untuk menunjukkan rasa jengahnya, Ronaldo justru melakukan aksi nyeleneh. “Dia mencabut beberapa helai rumput, mencium, lalu mengunyahnya sambil berkata, ‘Saya suka memahami lapangan dan ke mana bola akan pergi,’” kisah Frabotta.
Baca Juga: Pedri Jadi Harapan Terakhir Barcelona Hadapi Madrid di El Clasico Bernabeu
Gestur itu sontak membuat rekan-rekan setimnya terdiam. Bukan marah, bukan pula membantah, tapi Ronaldo memilih menunjukkan kejeniusannya dengan cara simbolis, seolah ingin berkata: “Saya tidak butuh taktik rumit, biarkan insting saya yang bekerja.”
Meski sempat ada gesekan kecil antara bintang dan pelatih, kenyataannya hubungan kerja Ronaldo dan Sarri tetap berbuah manis di lapangan.
Di bawah arahan Sarri, Ronaldo mencatat 37 gol dalam 46 pertandingan di semua kompetisi. Angka yang membuktikan, sekalipun berbeda pandangan, keduanya mampu berkolaborasi demi hasil maksimal bagi Juventus.
Ronaldo memang dikenal sangat fokus pada detail permainan. Ia ingin semuanya berjalan sempurna, baik dari tempo serangan hingga posisi berdiri saat menerima bola. Itulah mengapa, ketika merasa “dibelajari” hal yang sudah menjadi nalurinya, ia kadang bereaksi dengan cara yang tidak biasa.
Setelah meninggalkan Juventus, Gianluca Frabotta sendiri menjalani karier yang tak kalah berwarna. Ia sempat berseragam Verona, Frosinone, Bari, hingga Cosenza, sebelum akhirnya menyeberang ke Inggris bergabung dengan West Bromwich Albion.
Sayangnya, petualangannya di Negeri Ratu Elizabeth tak berjalan mulus.
“Awalnya saya optimis, tapi kemudian saya bertemu orang-orang yang tidak menghormati saya,” ujarnya jujur.
Frabotta mengaku merasa terisolasi. Cuaca yang berbeda, jarak dari keluarga, serta kendala bahasa membuatnya sulit beradaptasi.
“Saya jarang keluar rumah, merasa sendirian, tapi saya tetap berusaha bertahan,” tambahnya dengan nada reflektif. []