Barak.id – Drama transfer kembali mewarnai panggung sepak bola Italia. Kali ini, kisahnya melibatkan Atalanta, Inter Milan, dan seorang pemain sayap eksplosif asal Nigeria, Ademola Lookman. Namun, alih-alih melahirkan kesepakatan, negosiasi justru berakhir buntu akibat campur tangan pihak ketiga, sang agen.
Seperti dilaporkan sejumlah media Italia, Atalanta mengaku tidak nyaman dengan cara agen Lookman mendorong agar proses kepindahan ke Inter Milan segera terealisasi. Tekanan yang dianggap berlebihan itu membuat La Dea memilih mengunci pintu keluar, meski Inter sudah menunjukkan ketertarikan serius.
Inter sebenarnya tengah mencari amunisi tambahan di lini depan. Kepergian Mehdi Taremi ke Olympiacos jelas meninggalkan lubang besar. Lookman, dengan rekam jejaknya di Premier League bersama Everton dan Fulham, dianggap sebagai opsi ideal.
Namun, situasi berubah ketika negosiasi berubah rumit akibat tuntutan agen. Atalanta menilai jalannya proses sudah tidak sehat, sehingga lebih baik mempertahankan pemain ketimbang tunduk pada tekanan.
Di kubu Inter, keputusan cepat pun diambil. Nerazzurri memilih mundur dan mengalihkan perhatian.
Pelatih Cristian Chivu akhirnya memberikan kesempatan emas kepada striker muda Francesco Pio Esposito. Hasilnya? Mengejutkan sekaligus melegakan.
Esposito tampil memikat dalam beberapa laga awalnya, memberi bukti bahwa investasi pada talenta muda bisa berbuah manis.
Kasus ini menjadi cermin bahwa transfer pemain tidak melulu kandas karena persoalan harga atau durasi kontrak.
Hubungan antara klub, agen, dan pemain bisa menjadi faktor penentu. Dalam kasus Lookman, justru agenlah yang dianggap membuat peluang emas itu lenyap.
Bagi Inter, kegagalan ini ternyata bukan bencana. Sebaliknya, mereka justru menemukan berlian muda dari akademinya sendiri.
Sementara bagi Atalanta, mempertahankan Lookman di Bergamo bisa menjadi keuntungan, asalkan ia mampu menjawab kepercayaan klub dengan performa di lapangan.
penulis/copywriter: zainal